Verification: ed95c379e4a3b5a2

Pages

Tuesday, 28 February 2017

Resensi Film The Theory Of Everything



·          


Identitas Film      

Judul               : The Theory Of Everything
Sutradara         : James Marhs
Penulis             : Anthony McCarten
Produser          : Tim Bevan, Eric  Felner, Lisa Bruce, Anthony McCarten
Pemeran          : Eddie Redmayne, Felicity Jones, Charlie Cox, Emily Watson, Simon McBurney
Musik              : Johann Johannson
Sinematografi  : Benoit Delhomme
Penyunting      : Jinx Godfrey
Produksi Film  : Working Title Films
Distributor       : Universal Pictures
Tanggal Rilis   : 7 September 2014
Durasi              :123 menit
Bahasa             : Inggris
Negara             : Inggris

·         Pemain                                                                                                                                      

1.        Eddie Redmayne sebagai Stephen Hawking
2.        Felicity Jones sebagai Jane Hawking
3.        Charlie Cox sebagai Jonathan Jones, Suami ke dua Jane
4.        Emily Watson sebagai Beryl Wilde, Jane's mother
5.        Simon McBurney sebagai Frank Hawking, Ayah Stephen
6.        David Thewlis sebagai Dennis Sciama
7.        Maxine Peake sebagai Elaine Mason, istri kedua Stephen
8.        Harry Lloyd sebagai  Brian, Teman sekamar Hawking
9.        Guy Oliver-Watts sebagai George Wilde, Ayah Jane
10.     Abigail Cruttenden sebagai Isobel Hawking, Ibu Stephen
11.     Charlotte Hope sebagai Phillipa Hawking, Saudara Stephen
12.     Lucy Chappell sebagai Mary Hawking, Saudara Stephen
13.     Christian McKay sebagai Roger Penrose
14.     Enzo Cilenti sebagai Kip Thorne
15.     Georg Nikoloff sebagai Isaak Markovich Khalatnikov
16.     Alice Orr-Ewing sebagai Diana King, saudara Basil King, teman Stephen
17.     Frank Leboeuf sebagai dokter dari Swiss
18.     Michael Marcus sebagai Ellis, Teman Hawking

·         Pendahuluan
The Theory Of  Everything merupakan adaptasi dari memoir berjudul Traveling to Infinity: My Life with Stephen, tulisan Jane Wilde Hawking, mantan istri Stephen Hawking. Bercerita tentang Stephen Hawking (Eddie Redmayne), seorang mahasiswa di Cambridge yang saat itu masih berusia 22 tahun, Stephen Hawking merupakan  pria yang sangat pintar dan tertarik dengan dunia sains.
 Hawking juga terkenal punya ambisi besar dalam mengungkap sains yang akhirnya ia membuat tesis tentang studi blackhole dan asal usul alam semesta.
Hawking bertemu dengan Jane Wilde (Felicity Jones), mahasiswi yang mempunyai perasaan cinta kepada Hawking sehingga membuat mereka berpacaran. Kebahagiaan Hawking yang terasa sudah lengkap hancur saat Hawking sedang mengerjakan tesisnya, ia justru di vonis penyakit ALS, sebuah penyakit saraf yang akan membunuh secara perlahan, Hawking perlahan tak akan bisa berjalan, berbicara, menelan, dan menggerakkan otot-ototnya. Dokter juga bilang, hidupnya tidak lebih dari dua tahun. Jane yang tahu tentang penyakit Stephen tetap tak mau pergi meninggalkanya. Keduanya lalu menikah dan punya dua orang anak. Namun sejak saat itu, Jane menyadari betapa berat kehidupannya punya dua anak tapi suami tak bisa banyak membantu.
·         Isi
Dokter menjelaskan penyakit neuron motor akan membuat Stephen Hawking tidak dapat lagi berbicara, menelan makanan, dan menggerakkan badan.  Hal yang semakin membuat Stephen Hawking (Eddie Redmayne) syok ialah hidupnya kemungkinan tinggal 2 tahun lagi.  Stephen bertanya, “Apakah otakku masih bisa bekerja?”  Dokter menjawab, “Ya.”
Selanjutnya Stephen Hawking, ilmuwan brilian abad ke-20 dengan segala keterbatasannya menunjukkan bahwa ia bukan seorang loser karena pernyataan dokter itu.  Malahan dikisahkan pikirannya tiada berhenti bekerja, melampaui ketakberdayaan tubuhnya.  Stephen telah berhasil menelusuri keberadaan alam semesta dan tentang eksistensi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Karena bagusnya, film ini menyabet banyak penghargaan, diantaranya Aktor Terbaik menurut Golden Globe dan Penggarapan Gambar Terbaik versi British Academy Film Awards.  Ini cukup menyentuh dan memberikan pelajaran berharga bagi para penonton.

Keluarga yang unik
Secara khusus film The Theory of Everything mengekspos kehidupan Stephen sebagai seorang suami, kepala keluarga, dan lelaki yang pantang menyerah.  Kisah ini diangkat dari catatan Jane Wilde (dalam film ini diperankan oleh Felicity Jones) mantan istri Hawking, yang adalah seorang sastrawati.  Hawking 100% mengabdikan hidupnya untuk perkembangan sains.
Penonton dapat melihat bagaimana relasi antara Stephen dengan Jane.  Relasi mereka cukup unik.  Kisah cinta mereka diawali semasa berada bangku kuliah.  Walau Stephen akan mengalami kondisi yang semakin memburuk seturut perkiraan dokter, Jane dengan bermodalkan cinta dan komitmen berjuang untuk memberikan yang terbaik.  Ia rela mengurusi keterbatasan fisik Stephen, membesarkan anak-anak, menyelesaikan persoalan rumah tangga, juga mengorbankan dunia sastranya.  Hingga akhirnya ia sampai pada titik dimana ia merasa tak mampu.
Dalam perjalanan waktu Stephen menyadari relasinya dengan Jane semakin memburuk.  Ia tahu bahwa keterbatasannya menyebabkannya tidak seperti lelaki pada umumnya.  Ia tidak menuntut Jane dengan setumpuk kewajiban.  Sebaliknya, Stephen terbuka untuk mengakui kelemahan diri dan perjuangan Jane.  Keduanya berusaha mengenali dan bukan jatuh pada penghakiman.
Situasi inilah yang membuka pintu bagi Jonathan (Charlie Cox) masuk ke dalam kehidupan keluarga Stephen.  Ia menjadi guru piano bagi anak-anak mereka.  Ia membantu Stephen. Bahkan meneguhkan kesetiaan Jane.  Kehadiran Jonathan memotret sisi hidup yang tak terpikirkan sebelumnya dalam suatu relasi rumah tangga.

Melampaui keterbatasan
Juga dalam film yang berdurasi 123 menit ini, penonton diajak untuk mengenal arti suatu perjuangan hidup.  Kehidupan Stephen Hawking berbicara tentang betapa pentingnya perjuangan seorang manusia.  Sangat mempesona bagaimana dalam tubuhnya yang lemah, spiritnya membuatnya terus berjuang sampai titik darah penghabisan.
Stephen berkata dalam suatu pidatonya ketika ditanya soal eksistensi Allah, ”Ketika ada hidup di sana ada harapan.”  Kendati secara eksplisit ia tidak mengatakan tentang eksistensi Allah, namun pernyataan itu menyiratkan suatu keyakinan.  Hidup bagaikan lahan untuk spirit berkarya secara mengagumkan.  Stephen justru menggambarkan betapa agungnya kehidupan ini.  Akhirnya tersisa sebuah Tanya, “Bukankah hanya mereka yang mampu mengagumi kehidupan adalah orang-orang yang bisa melihat Allah?

·         Kelebihan
The Theory of Everything dengan tema romansa cinta mudah di terimah dikalangan masyarakat umum. Walaupun menyajikan sedikit teori-teori fisika didalam nya tetap terlihat tidak membuat sulit untuk dimengerti jalan cerita filmnya. Peran Eddie Redmayne sebagai hawking sangat total melihat penyakit yang diderita oleh Stephen hawking. 
·         Kekurangan
Sedikit kekurangan dari film ini mungkin hanya pada focus ceritanya, antara tentang perjuangan seorang jane memperjuangankan rumah tangganya. Dan atau tentang perjuanga hawking sebagai seorang ilmuan fisika. Karena jika dari segi judul lebih menunjukan teori yg dibuat hawking.
·         Nilai Film
The Theory Of Everything menunjukkan arti perjuangan hidup. Stephen terlihat dalam tubuhnya yang lemah, spirit membuatnya terus berjuang sampai titik darah penghabisan. Dan begitu juga perjuangan seorang istri yang mengurus suami sekaligus 3 anak, tetapi tetap setia walaupun terkadang terlihat sudah merasa lelah.
Secara keseluruhan film ini sangat bagus, setting musik, setting kamera dan tata artistik dengan sangat bagus.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :
Comments
0 Comments

No comments:

 

Blogroll

About

animasi  bergerak gif